Langsung ke konten utama

Postingan

Direkomendasikan

Rumah Angker

Menghindari ingar bingar metropolitan yang kapan saja bisa membunuhku perlahan Mengasingkan diri ke pedalaman menyelesaikan suatu proyek tulisan Mereka bilang rumah ini angker Tapi tidak bagiku yang introver Mula-mula ada yang mengintip tanpa berkedip Seperti penasaran ingin berkenalan Seiring waktu mereka justru menemani Membuatku tak merasa sendiri dan sepi Bahkan ada yang sering kali memperhatikanku dari belakang Seolah mengawasiku agar tak lupa pada tujuanku datang Keberadaan makhluk astral Membuat imajiku makin universal Terkadang ada yang berbisik Memberi ide yang harus kuketik Ada pula yang menertawakan Tiap kali otakku menemui kebuntuan Sesekali ada yang mencolek Membuyarkan kantuk agar aku kembali melek Ada jua yang suka memberi terapi kejut Memastikan jantungku masih berdenyut Aku tidak merasa terganggu oleh mereka Setidaknya tidak seperti teman manusia Yang tidak bisa melihat teman berkarya Ji elbatawi Jakarta, September 2021
Postingan terbaru

Merdeka Sukarela

Hidup dalam keterbatasan Dengan uang yang pas-pasan Dan habis tak tersisa demi 17-an Di tempat tinggal pun sekolahan   Sebagai wali murid dan warga Dipaksa menyumbang untuk hal sia-sia Bukankah kesejahteraan rakyat lebih utama Daripada acara yang hanya huhu-haha   "Sumbangan sukarela," katanya Tapi ada batasan minimal nominalnya Berdasarkan hasil rapat beberapa pejabat Dengan tanpa memedulikan rakyat yang melarat   Dan di akhir acara Panitia bertamasya ria Dengan "sisa dana," katanya Sementara ada bocil menangis tak dapat hadiah   Bukan salah acaranya Hanya tak suka caranya 17 Agustus bukan lagi peringatan kemerdekaan Melainkan penjajahan jua berbalut kesukarelaan     Jakarta, Agustus 2022 Arfan & Ji elbatawi

Bukan Lu Doang

Yang capek bukan lu doang Yang pusing bukan lu doang Yang kurang tidur bukan lu doang Yang tugasnya numpuk bukan lu doang Yang punya tanggungan bukan lu doang Yang kekurangan uang bukan lu doang Yang susah cari kerja bukan lu doang Yang susah cari tambahan bukan lu doang Enggak usah memelas minta dimaklumi Enggak usah merasa enggak punya teman Kalau lu sendiri enggak tau fakta semua ini Bahwa yang hidupnya berat bukan lu doang Enggak usah manja Enggak usah sok galak Hidup memang demikian Tapi itu semua takkan lama Istirahat sedapatnya Ikhtiar semampunya Ibadah seoptimalnya Tawakal sepasrahnya Hiburan pasti datang Bahagia kan menjelang Ji elbatawi Jakarta, Januari 2022 Umur ente berapa sekarang? Enggak nyangka, kan, udah survive selama itu? Begitu jua ke depannya, enggak usah dipikirin, jalanin aja. Mu'allim Ahmad Syarqowi

Tanpa Perasaan

' Kau hanya menghubungiku kala malam sampai pagi Memintaku menemani insomniamu yang makin jadi Kemudian kau pergi beraktivitas hingga malam lagi Dan kembali kau menghubungiku Berkeluh-kesah tentang hari itu Tentang pekerjaanmu yang tiada sudah Tentang rekan kerjamu yang banyak tingkah Tentang kekasihmu yang 'buatmu serba salah Tentang keluargamu yang tak selayaknya rumah Aku jaga aibmu Aku jaga rahasiamu Aku jaga bahkan ragamu Tapi hatimu ... Aku senang dimanfaatkan Aku senang mendengarkan Aku senang berbagi pengalaman Tapi aku tak senang melibatkan perasaan Ji elbatawi Jakarta, Desember 2021

Pelajar Mbeling 2: Miskin Kuadrat

Jadi Anak Pengajian memang harus siap miskin. Seperti kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib, “Kami ridho dengan pemberian Allah pada kami. Bagi kami ilmu dan bagi musuh-musuh kami harta. Sesungguhnya harta itu akan musnah dalam waktu singkat, sedangkan ilmu itu kekal senantiasa.” Kenapa anak ngaji itu miskin, yang saya lihat dan alami di antaranya adalah karena: 1. Jadi lebih susah mendapatkan pekerjaan      a. Anak ngaji yang sudah paham hukum akan memilah pekerjaan-pekerjaan yang akan ia ambil. Anak ngaji tidak akan mau mengambil perkerjaan yang syubhat (samar hukum) apalagi yang jelas haram. Bahkan, ada pula beberapa pekerjaan halal yang tidak sepatutnya diambil oleh orang-orang yang bernama Ahmad atau Muhammad (saya termasuk).      b. Anak ngaji akan berat mengambil tawaran kerja yang jauh, seperti di luar kota. Karena akan jauh dari pengajian atau di sana harus mencari lagi pengajian yang cocok.      c. Anak ngaji akan lebih “dij...

Seorang Pelajar Mbeling

Salah satu teman saya yang seorang pengajar bertanya: "Sudah pernah diajarkan di sekolah, sudah pernah dibahas di pengajian, kenapa baru tergerak mengamalkan suatu nasihat setelah mendengarnya dari media sosial atau lainnya?" Menurut saya, ada 3 faktor yang menyebabkan demikian: 1. Momen Momen dapat memengaruhi suatu nasihat langsung bermanfaat atau tidak. Ketika diperdengarkan pertama kali, adakalanya si murid belum paham akan manfaatnya di kehidupan. Mungkin karena belum pernah mengalami atau melihat langsung orang yang mengalami, yang membuatnya tidak termotivasi untuk segera mengamalkannya. Begitu ia mengalaminya, barulah ia mengerti dan mengamalkan nasihat tersebut. Itu pun jika ia masih ingat. Jika tidak, maka ia akan mencari-cari jawaban atau solusinya ke sana ke mari, bertanya pada gurunya lagi, atau ke media sosial. Mungkin jua, ketika diperdengarkan pertama kali, si murid belumlah sanggup untuk mengamalkannya, sampai ia mendapatkan nasihat itu lagi dari...

Review Buku: Atomic Habits - James Clear

"Tanpa memperbaiki kebiasaan anda sehari-hari, kemungkinan pada tanggal yang sama tahun depan anda masih mengerjakan hal yang sama, bukan sesuatu yang lebih baik." (Halaman 35) Sebuah buku Pengembangan Diri yang rekomendasiannya sering sekali lewat di media sosial saya. Kebanyakan mereka merekomendasikan buku ini dengan konteks "5 Buku Terbaik Tahun Ini" atau "5 Buku Yang Mengubah Hidup Saya". Setelah sadar bahwa rencana-rencana rutinitas saya seringkali hanya sebatas rencana, barulah saya putuskan untuk membaca buku ini, yang "katanya" berisikan tips-tips menjalani kebiasaan baik dengan disiplin serta meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Setelah selesai mengkhatamkan dan kemudian merekomendasikannya ke beberapa teman saya, salah seorang dari mereka bertanya, "Selesai baca buku ini, efeknya di diri lu apa?" Dari sebelum selesai baca buku ini pun saya sudah mulai membuat jadwal kegiatan 24/7, disiplin menjalaninya, serta kebiasaan-keb...

Surat Semoga Tak Sampai

As-salamu 'alaikum, Manis. Aku rasa, pertanyaan apa kabar tidaklah perlu. Karena, siapapun pasti tau, kamu sudah punya keluarga kecil yang bahagia selalu. Jangan khawatir, aku turut bahagia, kok. Ya ... meski belum sepenuhnya move on. Aku senang mengikuti setiap postinganmu yang selalu inspiratif. Tentang refleksi dirimu yang makin arif. Tentang dukunganmu pada rutinitas suamimu yang positif. Tentang aktivitas anakmu yang kian hari makin kreatif, yang notabene selalu kamu berikan mainan-mainan edukatif. Tidak seperti anak-anak generasi terkini, yang dibiarkan ketergantungan gadget sejak usia dini. Hai, Manis. Masalahku sekarang adalah, bagaimana aku bisa move on, jika kamu sesempurna itu? Apa ada, yang lebih baik darimu? Sekali lagi, kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mengusik kebahagiaan kalian. Aku cukup sadar diri, kalaupun kamu bersamaku, aku belum tentu bisa mengiringimu sampai seperti demikian. Dan tak lupa aku ucapkan selamat ulang tahun. Semoga kalian bahagia dan ber...