Langsung ke konten utama

Review Buku: Resign! - Almira Bastari


Suatu ketika di toko buku, dari kejauhan pandangan saya tertarik pada sebuah judul: "Resign!". Ulasan di bagian belakang bukunya juga cukup menarik. Di sisi lain, saya tidak sadar bahwa itu berada di rak Novel, bukan Self Improvement.


Saat itu saya memang sedang dalam keraguan antara bertahan dan resign dari pekerjaan. Saya berharap buku ini bisa memberikan solusi dan keyakinan atas keputusan yang lebih baik. Sesampai di rumah, saya langsung membacanya. Memasuki judul pertama ... sial! Ini memang murni Novel, bukan Self Improvement.

Namun, sebagai novel, buku ini tetap amat-sangat bisa dinikmati. Dari bagian awalnya saja sudah cukup menarik, bikin penasaran dan ingin terus membacanya tanpa istirahat. Tidak menjenuhkan, sekalipun bagi saya yang ekspektasinya keliru.

Buku ini mengisahkan 4 pegawai di sebuah kantor konsultan di Jakarta yang ingin sekali mengundurkan diri dengan alasan masing-masing ... dengan jalan taruhan. Tidak menjenuhkan yang saya maksud adalah karena penggambaran suasananya yang sangat jelas dan nyata membuat pembaca ikut terbawa masuk ke dalam cerita. Ditambah lagi dengan unsur komedinya yang cukup kuat. Cocok untuk kita yang butuh hiburan dari sudut pandang dunia kerja.

Dan untuk calon pembaca yang masih nyaman dengan pekerjaannya tidak perlu khawatir, karena buku ini tidak mengandung unsur yang bisa memengaruhi kita untuk resign. Saya pribadi malah termotivasi untuk mendapatkan pekerjaan seperti mereka serta mensyukuri suka-duka dunia kerja.

 
Ji elbatawi
Jakarta, Juni 2019

Komentar

Postingan Populer

Dalil Gondrong

Cukur itu rutinitas konyol. Setiap hari kita rawat rambut ini. Sampai suatu hari ada yang bilang rambut kita sudah kepanjangan. Lalu kita cukur, serta membayar jasa pencukur. Rambut kita dikumpulkan, kemudian mereka menjualnya. Mereka dua kali mendapat uang, sedang kita harus merawat rambut ini dari awal lagi. Dengan biaya, tentunya. Ya.. kalau tidak dirawat, kan, nggak nyaman, sekalipun belum panjang. Terus begitu, sampai rambut kita dibilang sudah kepanjangan lagi. "Rapihkan!" Cukur lagi. Sekolah tidak boleh gondrong, kerja tidak boleh gondrong. Apa rambut panjang tidak bisa rapih?? Sekarang sudah jamannya Pomade, Boss, dimana rambut bisa diatur sesuai keinginan dan bertahan sampai seharian. Apalagi kalau sudah bisa diikat, auto rapih, tanpa perlu Pomade, cukup seutas karet. Ah, kalian hanya sirik saja karena tidak mampu merawat rambut sampai panjang.