Langsung ke konten utama

Review Buku: Atomic Habits - James Clear


"Tanpa memperbaiki kebiasaan anda sehari-hari, kemungkinan pada tanggal yang sama tahun depan anda masih mengerjakan hal yang sama, bukan sesuatu yang lebih baik." (Halaman 35)

Sebuah buku Pengembangan Diri yang rekomendasiannya sering sekali lewat di media sosial saya. Kebanyakan mereka merekomendasikan buku ini dengan konteks "5 Buku Terbaik Tahun Ini" atau "5 Buku Yang Mengubah Hidup Saya". Setelah sadar bahwa rencana-rencana rutinitas saya seringkali hanya sebatas rencana, barulah saya putuskan untuk membaca buku ini, yang "katanya" berisikan tips-tips menjalani kebiasaan baik dengan disiplin serta meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk.

Setelah selesai mengkhatamkan dan kemudian merekomendasikannya ke beberapa teman saya, salah seorang dari mereka bertanya, "Selesai baca buku ini, efeknya di diri lu apa?"

Dari sebelum selesai baca buku ini pun saya sudah mulai membuat jadwal kegiatan 24/7, disiplin menjalaninya, serta kebiasaan-kebiasaan buruk saya perlahan berkurang. Ya, perihal membuat jadwal kegiatan sehari-hari dari dulu memang sudah banyak yang membahasnya, tapi baru setelah membaca buku inilah saya tergerak untuk membuatnya. Mungkin karena cara penyampaian pesan-pesannya yang kebetulan cocok dengan saya.

Cara penyampaian buku ini banyak menggunakan kisah-kisah inspiratif dari orang-orang sukses dunia. Tidak hanya itu, James Clear juga banyak menyajikan data penelitian untuk mendukung teori-teorinya. Dan sebagai antibosan, hampir setiap halaman buku ini mengandung kalimat-kalimat menarik yang memotivasi.

Buku ini sangat universal, cocok untuk semua kalangan. Apapun tujuan hidup atau cita-cita anda, dalam buku ini ada tips untuk mencapainya mulai dari hal-hal terkecil. Dan apapun kebiasaan buruk anda, entah merokok, kecanduan obat terlarang, kecanduan gadget, bahkan insomnia; semua ada tips untuk menghentikannya di buku ini.

Tidak hanya untuk para pelajar yang sedang mencari jati diri atau mengejar cita-cita, buku ini juga bisa membantu para orang tua yang ingin mencetak anak-anaknya menjadi seperti apa kelak.

"Motivasi sejati kita adalah 'malas' dan lebih suka mengerjakan yang nyaman. Ini bisa jadi strategi yang cerdas, jangan diremehkan." (Halaman 169)


Ji elbatawi
Jakarta, September 2021

Komentar

Postingan Populer

Dalil Gondrong

Cukur itu rutinitas konyol. Setiap hari kita rawat rambut ini. Sampai suatu hari ada yang bilang rambut kita sudah kepanjangan. Lalu kita cukur, serta membayar jasa pencukur. Rambut kita dikumpulkan, kemudian mereka menjualnya. Mereka dua kali mendapat uang, sedang kita harus merawat rambut ini dari awal lagi. Dengan biaya, tentunya. Ya.. kalau tidak dirawat, kan, nggak nyaman, sekalipun belum panjang. Terus begitu, sampai rambut kita dibilang sudah kepanjangan lagi. "Rapihkan!" Cukur lagi. Sekolah tidak boleh gondrong, kerja tidak boleh gondrong. Apa rambut panjang tidak bisa rapih?? Sekarang sudah jamannya Pomade, Boss, dimana rambut bisa diatur sesuai keinginan dan bertahan sampai seharian. Apalagi kalau sudah bisa diikat, auto rapih, tanpa perlu Pomade, cukup seutas karet. Ah, kalian hanya sirik saja karena tidak mampu merawat rambut sampai panjang.