Langsung ke konten utama

Merdeka Sukarela


Hidup dalam keterbatasan
Dengan uang yang pas-pasan
Dan habis tak tersisa demi 17-an
Di tempat tinggal pun sekolahan
 
Sebagai wali murid dan warga
Dipaksa menyumbang untuk hal sia-sia
Bukankah kesejahteraan rakyat lebih utama
Daripada acara yang hanya huhu-haha
 
"Sumbangan sukarela," katanya
Tapi ada batasan minimal nominalnya
Berdasarkan hasil rapat beberapa pejabat
Dengan tanpa memedulikan rakyat yang melarat
 
Dan di akhir acara
Panitia bertamasya ria
Dengan "sisa dana," katanya
Sementara ada bocil menangis tak dapat hadiah
 
Bukan salah acaranya
Hanya tak suka caranya
17 Agustus bukan lagi peringatan kemerdekaan
Melainkan penjajahan jua berbalut kesukarelaan
 
 
Jakarta, Agustus 2022
Arfan & Ji elbatawi

Komentar

Postingan Populer

Dalil Gondrong

Cukur itu rutinitas konyol. Setiap hari kita rawat rambut ini. Sampai suatu hari ada yang bilang rambut kita sudah kepanjangan. Lalu kita cukur, serta membayar jasa pencukur. Rambut kita dikumpulkan, kemudian mereka menjualnya. Mereka dua kali mendapat uang, sedang kita harus merawat rambut ini dari awal lagi. Dengan biaya, tentunya. Ya.. kalau tidak dirawat, kan, nggak nyaman, sekalipun belum panjang. Terus begitu, sampai rambut kita dibilang sudah kepanjangan lagi. "Rapihkan!" Cukur lagi. Sekolah tidak boleh gondrong, kerja tidak boleh gondrong. Apa rambut panjang tidak bisa rapih?? Sekarang sudah jamannya Pomade, Boss, dimana rambut bisa diatur sesuai keinginan dan bertahan sampai seharian. Apalagi kalau sudah bisa diikat, auto rapih, tanpa perlu Pomade, cukup seutas karet. Ah, kalian hanya sirik saja karena tidak mampu merawat rambut sampai panjang.