Menghindari ingar bingar metropolitan
yang kapan saja bisa membunuhku perlahan
Mengasingkan diri ke pedalaman
menyelesaikan suatu proyek tulisan
Mereka bilang rumah ini angker
Tapi tidak bagiku yang introver
Mula-mula ada yang mengintip tanpa berkedip
Seperti penasaran ingin berkenalan
Seiring waktu mereka justru menemani
Membuatku tak merasa sendiri dan sepi
Bahkan ada yang sering kali memperhatikanku dari belakang
Seolah mengawasiku agar tak lupa pada tujuanku datang
Keberadaan makhluk astral
Membuat imajiku makin universal
Terkadang ada yang berbisik
Memberi ide yang harus kuketik
Ada pula yang menertawakan
Tiap kali otakku menemui kebuntuan
Sesekali ada yang mencolek
Membuyarkan kantuk agar aku kembali melek
Ada jua yang suka memberi terapi kejut
Memastikan jantungku masih berdenyut
Aku tidak merasa terganggu oleh mereka
Setidaknya tidak seperti teman manusia
Yang tidak bisa melihat teman berkarya
Ji elbatawi
Jakarta, September 2021
Cukur itu rutinitas konyol. Setiap hari kita rawat rambut ini. Sampai suatu hari ada yang bilang rambut kita sudah kepanjangan. Lalu kita cukur, serta membayar jasa pencukur. Rambut kita dikumpulkan, kemudian mereka menjualnya. Mereka dua kali mendapat uang, sedang kita harus merawat rambut ini dari awal lagi. Dengan biaya, tentunya. Ya.. kalau tidak dirawat, kan, nggak nyaman, sekalipun belum panjang. Terus begitu, sampai rambut kita dibilang sudah kepanjangan lagi. "Rapihkan!" Cukur lagi. Sekolah tidak boleh gondrong, kerja tidak boleh gondrong. Apa rambut panjang tidak bisa rapih?? Sekarang sudah jamannya Pomade, Boss, dimana rambut bisa diatur sesuai keinginan dan bertahan sampai seharian. Apalagi kalau sudah bisa diikat, auto rapih, tanpa perlu Pomade, cukup seutas karet. Ah, kalian hanya sirik saja karena tidak mampu merawat rambut sampai panjang.
Komentar
Posting Komentar