Langsung ke konten utama

Nick-nya Ji elbatawi, Mark-nya kok AT?



Ji elbatawi adalah nama pena dari Ahmad Tadjri, pria kelahiran Jakarta ## September 199#. Mulai hobi menulis sejak tahun 2012 setelah jatuh hati pada syair-syair Arab yang seringkali ditemukannya di kitab-kitab keagamaan yang dikenalkan oleh gurunya. ~

\\\

Ya, nama asli saya adalah Ahmad Tadjri. Penggunaan huruf "dj" merupakan ejaan jaman Belanda. Kata "tajri" yang dalam bahasa Arab bermakna "mengalir" itu digunakan di dalam Al-Qur'an sebanyak 52 kali. Hmm.. barangkali angka itu akan ada hubungannya dengan takdir saya.

Jadi, mark AT yang saya gunakan itu adalah inisial nama asli saya. Maka saya bebas dari pada pasal "meninggalkan nama pemberian orang tua". Bahkan, bentuk huruf A seperti pada gambar tersebut di atas itu merupakan buatan ibu saya sejak saya masih kelas 6 SD ketika belajar membuat tanda tangan.

"Tadjri" termasuk kata yang ribet penyebutannya. Maka orang tua saya memberi nama panggilan "Aji" ketika pertama kali mereka membawa tadjri bayi keluar rumah dan para tetangga lebih meminta nama panggilannya saja.

Seiring pergaulan, kita tau bahwa nama kita lebih sering dipanggil dengan hanya satu suku katanya saja. Maka di masa putih abu-abu saya tetapkan setiap kali memperkenalkan diri, nama panggilan saya "Ji".

Pada akhir 2011, klub sepakbola favorit saya, AC Milan, mendapatkan bintang baru, yakni seorang keturunan Italia-Mesir, El Shaarawy. Sebuah nama yang Artistik, menurut saya. Maka terobsesilah saya akan nama seperti itu.

Beberapa hari kemudian, di suatu kitab yang sedang kami pelajari saya mendapati nama pengarangnya bernama belakang "Al-Batawi", yang bermakna Orang Betawi yakni penduduk asli Jakarta. Karena senada dengan El Shaarawy ditambah saya memang orang asli Betawi, maka saya jadikanlah nama belakang saya "elbatawi". "El" dalam bahasa Eropa sama dengan "Al" dalam bahasa Arab dan "The" dalam bahasa Inggris.

Setelah saya gunakan nama "Ji elbatawi" untuk akun-akun media sosial saya, ternyata sudah banyak yang lebih dulu menggunakan nama "El-Batawi" meski dengan format penulisan yang berbeda-beda. Saya tidak mempermasalahkan siapa yang lebih dulu menggunakannya dan siapa yang ikut-ikutan. Malah beberapa teman saya meminta izin kepada saya untuk juga menggunakan nama belakang tersebut.

"El-Batawi" itu bukanlah nama ciptaan saya yang terkhusus untuk saya. Pakai saja jika memang kalian suka, tidak perlu izin kepada siapapun. Dengan catatan bahwa anda memang orang Betawi. Karena beberapa bulan sebelum saya menggunakan nama itu, ada seorang Tokoh Agama yang dipersoalkan akan nama belakangnya yang menggunakan "Al-...." sedangkan beliau bukan orang asli kota tersebut.

Dan terkadang saya juga menyertakan nomor pada nick saya, yakni 45. Angka tersebut adalah representasi dari huruf A dan S. "AS" adalah sebuah singkatan dari Aji Sokka (baca: Saka), julukan saya pada masa kanak-kanak yang diambil dari nama karakter film kartun. Dan saya tidak mau meninggalkannya, sebagai bukti perkembangan.


Jielbatawi45
Jakarta, Desember 2019

\\\

Baca jua, cerpen intermezo Selepas Maghriban

Komentar

Postingan Populer

Dalil Gondrong

Cukur itu rutinitas konyol. Setiap hari kita rawat rambut ini. Sampai suatu hari ada yang bilang rambut kita sudah kepanjangan. Lalu kita cukur, serta membayar jasa pencukur. Rambut kita dikumpulkan, kemudian mereka menjualnya. Mereka dua kali mendapat uang, sedang kita harus merawat rambut ini dari awal lagi. Dengan biaya, tentunya. Ya.. kalau tidak dirawat, kan, nggak nyaman, sekalipun belum panjang. Terus begitu, sampai rambut kita dibilang sudah kepanjangan lagi. "Rapihkan!" Cukur lagi. Sekolah tidak boleh gondrong, kerja tidak boleh gondrong. Apa rambut panjang tidak bisa rapih?? Sekarang sudah jamannya Pomade, Boss, dimana rambut bisa diatur sesuai keinginan dan bertahan sampai seharian. Apalagi kalau sudah bisa diikat, auto rapih, tanpa perlu Pomade, cukup seutas karet. Ah, kalian hanya sirik saja karena tidak mampu merawat rambut sampai panjang.