...
Di suatu celah, motor saya hampir bersenggolan dengan motor lain. Tentu saya mengalah, karena jelas dia perempuan. Di celah selanjutnya saya mencoba menyalipnya dan berhasil. Kini dia melaju tepat di belakang saya. Dan secara mengejutkan, dia menyalip balik saya dengan manuver yang agak kasar. Syukurlah saya tidak menabraknya.
Meski jalan sudah agak melengang, namun saya tidak membalas menyalipnya lagi. Saya lebih memilih membayanginya dari belakang. Sesekali dia terlihat mencari saya via kaca spionnya kanan dan kiri.
Hingga terhentinya dia di lampu merah, dan saya berhenti tepat di sebelah kanannya. Saya merogoh saku celana mengambil sebuah permen dan memakannya. Saya tahu dia memperhatikan saya. Saya ambil satu permen lagi dan menawarkannya.
Dia menerima permen itu, menaikkan kaca helmnya dan bertanya sembari membuka bungkus permennya, "mau kemana?"
"Terserah kamu deh. Aku ikut aja."
Dia tertawa sampai menunda memasukkan permen itu ke mulutnya.
120 detik lampu merah tidak terasa lama seperti biasanya. Dia tancap gas lebih dulu saat lampu masih kuning. Saya menyusulnya setelah lampu sudah hijau.
Beberapa ratus meter kemudian dia menurunkan kecepatannya dan memberi isyarat agar saya ke sisinya. Kami menyamakan kecepatan.
"Lo beneran ngikutin gue ya?"
Sebenarnya tujuan saya memang masih searah dengannya. Tapi... "loh, bukannya mau ngajak gua ke suatu tempat?" Jawab saya sambil menyelam minum air.
"Haha.. Okey, ikuti gue ya."
Di suatu celah, motor saya hampir bersenggolan dengan motor lain. Tentu saya mengalah, karena jelas dia perempuan. Di celah selanjutnya saya mencoba menyalipnya dan berhasil. Kini dia melaju tepat di belakang saya. Dan secara mengejutkan, dia menyalip balik saya dengan manuver yang agak kasar. Syukurlah saya tidak menabraknya.
Meski jalan sudah agak melengang, namun saya tidak membalas menyalipnya lagi. Saya lebih memilih membayanginya dari belakang. Sesekali dia terlihat mencari saya via kaca spionnya kanan dan kiri.
Hingga terhentinya dia di lampu merah, dan saya berhenti tepat di sebelah kanannya. Saya merogoh saku celana mengambil sebuah permen dan memakannya. Saya tahu dia memperhatikan saya. Saya ambil satu permen lagi dan menawarkannya.
Dia menerima permen itu, menaikkan kaca helmnya dan bertanya sembari membuka bungkus permennya, "mau kemana?"
"Terserah kamu deh. Aku ikut aja."
Dia tertawa sampai menunda memasukkan permen itu ke mulutnya.
120 detik lampu merah tidak terasa lama seperti biasanya. Dia tancap gas lebih dulu saat lampu masih kuning. Saya menyusulnya setelah lampu sudah hijau.
Beberapa ratus meter kemudian dia menurunkan kecepatannya dan memberi isyarat agar saya ke sisinya. Kami menyamakan kecepatan.
"Lo beneran ngikutin gue ya?"
Sebenarnya tujuan saya memang masih searah dengannya. Tapi... "loh, bukannya mau ngajak gua ke suatu tempat?" Jawab saya sambil menyelam minum air.
"Haha.. Okey, ikuti gue ya."
Komentar
Posting Komentar