Kalau mau cepat hidup bahagia, sukses sebelum tua, kurang-kurangin dosanya, supaya masa karmanya gak kelamaan.
Ketika mendapat musibah, istighfar! Bukan malah berkata, "Alhamdulillah, ini ujian (buat naik kelas)." Memangnya kita siapa? Gak merasa punya dosa? Untuk yang selevel kita musibah gak lebih daripada sebagai karma atau hukuman. Karena selevel kita memang masih sering berbuat salah.
Musibah yang sebagai ujian naik kelas itu hanya untuk orang-orang sholeh yang secara sadar maupun tidak sudah terbiasa tidak melakukan maksiat atau dosa sekecil apapun. Di level tengah, ada musibah sebagai teguran. Yaitu untuk orang-orang yang terus berupaya menjauhi maksiat atau dosa sekecil apapun.
Beberapa tahun belakangan ini tiap kali mendapat musibah saya mulai membiasakan diri dengan beristighfar dan berpikir, mengingat-ingat ada dosa apa saya sebelum kejadian ini. Karena saya memang masih pendosa, pastinya ada saja dosa yang menurut saya adalah penyebab terjadinya musibah alias hukuman tersebut.
Bahkan terkadang kita dibuat malu, ketika sadar telah melakukan beberapa dosa tapi musibahnya gak seberapa dibandingkan dosanya. Terkadang juga jadi khawatir, takutnya beberapa dosa yang lainnya itu dibalasnya nanti di akhirat alias neraka.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)“. (QS. Asy-Syura: 30)
Baca jua: Ingin Berkata Kasar
Ketika mendapat musibah, istighfar! Bukan malah berkata, "Alhamdulillah, ini ujian (buat naik kelas)." Memangnya kita siapa? Gak merasa punya dosa? Untuk yang selevel kita musibah gak lebih daripada sebagai karma atau hukuman. Karena selevel kita memang masih sering berbuat salah.
Musibah yang sebagai ujian naik kelas itu hanya untuk orang-orang sholeh yang secara sadar maupun tidak sudah terbiasa tidak melakukan maksiat atau dosa sekecil apapun. Di level tengah, ada musibah sebagai teguran. Yaitu untuk orang-orang yang terus berupaya menjauhi maksiat atau dosa sekecil apapun.
Beberapa tahun belakangan ini tiap kali mendapat musibah saya mulai membiasakan diri dengan beristighfar dan berpikir, mengingat-ingat ada dosa apa saya sebelum kejadian ini. Karena saya memang masih pendosa, pastinya ada saja dosa yang menurut saya adalah penyebab terjadinya musibah alias hukuman tersebut.
Bahkan terkadang kita dibuat malu, ketika sadar telah melakukan beberapa dosa tapi musibahnya gak seberapa dibandingkan dosanya. Terkadang juga jadi khawatir, takutnya beberapa dosa yang lainnya itu dibalasnya nanti di akhirat alias neraka.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)“. (QS. Asy-Syura: 30)
Baca jua: Ingin Berkata Kasar
Komentar
Posting Komentar