Langsung ke konten utama

Bahasa Lain Rindu


Kadang kita segera memberi uang pada pengamen

hanya karena kita tidak senang dengan suaranya

dan agar ia segera berlalu

Dan pada pengamen yang suaranya kita senangi

kita tidak segera memberinya

untuk menikmatinya terlebih dahulu

 

Begitu jua dengan musibah yang menimpa kita

Mungkin itu teguran untuk kita bahwa Allah rindu

akan lantunan doa kita yang sesenggukan

Sedang di kala bahagia kita hampir tidak pernah

mensyukurinya dengan setitik pun air mata

 

Dan dalam musyawarah ekonomi, misalnya

Hendaknya libatkanlah 3 golongan

kaya, menengah, dan miskin

Jika hanya libatkan orang-orang menengah ke atas

maka yang miskin akan semakin tertindas

karena yang di atas tidaklah tahu-menahu

tentang kehidupan yang keras

 

Dan kini kalian mengusik orang-orang

menengah ke bawah lagi

Apa yang sebenarnya kalian rindukan dari kami?

 

 

Ji elbatawi

Jakarta, Oktober 2020

Komentar

Postingan Populer

Dalil Gondrong

Cukur itu rutinitas konyol. Setiap hari kita rawat rambut ini. Sampai suatu hari ada yang bilang rambut kita sudah kepanjangan. Lalu kita cukur, serta membayar jasa pencukur. Rambut kita dikumpulkan, kemudian mereka menjualnya. Mereka dua kali mendapat uang, sedang kita harus merawat rambut ini dari awal lagi. Dengan biaya, tentunya. Ya.. kalau tidak dirawat, kan, nggak nyaman, sekalipun belum panjang. Terus begitu, sampai rambut kita dibilang sudah kepanjangan lagi. "Rapihkan!" Cukur lagi. Sekolah tidak boleh gondrong, kerja tidak boleh gondrong. Apa rambut panjang tidak bisa rapih?? Sekarang sudah jamannya Pomade, Boss, dimana rambut bisa diatur sesuai keinginan dan bertahan sampai seharian. Apalagi kalau sudah bisa diikat, auto rapih, tanpa perlu Pomade, cukup seutas karet. Ah, kalian hanya sirik saja karena tidak mampu merawat rambut sampai panjang.