Langsung ke konten utama

Digoda Renjana

Aku rindu melihatmu mengenakan jaket denim
Dengan polesan make up yang minim
Kau menghampiriku tanpa jaim

Jabat tanganmu memperkenalkan diri
Tangan nakalku menyambut sendiri
Senyum santunmu melarutkan perkenalan
Senyum canggungku mensyukuri keadaan

Kau bercerita tentang cita-cita
Aku menyimak dengan sukacita
Kau bertanya dengan penasaran
Aku menjawab dengan candaan

Aku bukan penikmat senja
Aku lebih menikmati kau bermanja
Aku bukan penikmat kopi
Aku lebih menikmati kau membunuh sepi

Bagaimana kabarmu di sana
Semoga tercapai semua yang kau rencana
Haruskah kususul kau berkelana
Di sini aku sendiri digoda renjana


Ji elbatawi
Jakarta, Agustus 2019



Komentar

Postingan Populer

Dalil Gondrong

Cukur itu rutinitas konyol. Setiap hari kita rawat rambut ini. Sampai suatu hari ada yang bilang rambut kita sudah kepanjangan. Lalu kita cukur, serta membayar jasa pencukur. Rambut kita dikumpulkan, kemudian mereka menjualnya. Mereka dua kali mendapat uang, sedang kita harus merawat rambut ini dari awal lagi. Dengan biaya, tentunya. Ya.. kalau tidak dirawat, kan, nggak nyaman, sekalipun belum panjang. Terus begitu, sampai rambut kita dibilang sudah kepanjangan lagi. "Rapihkan!" Cukur lagi. Sekolah tidak boleh gondrong, kerja tidak boleh gondrong. Apa rambut panjang tidak bisa rapih?? Sekarang sudah jamannya Pomade, Boss, dimana rambut bisa diatur sesuai keinginan dan bertahan sampai seharian. Apalagi kalau sudah bisa diikat, auto rapih, tanpa perlu Pomade, cukup seutas karet. Ah, kalian hanya sirik saja karena tidak mampu merawat rambut sampai panjang.